Rabu, 18 November 2009

















Aku hanyalah bagaikan dandelion...
entahlah aku tak tau kenapa aku berfikir seperti itu...
hanya terlintas saja dibenakku...

bagaikan sebatang dandelion...
sebatang dandelion yang berada di ladang ilalang...
dandelion yang tak sendiri lagi...

dandelion yang telah mendapatkan kesedihannya...
dandelion yang telah mendapatkan kebahagiannya...
dandelion yang telah mendapatkan kesepiannya...
dandelion yang telah mendapatkan kecemburuannya...
dandelion yang telah mendapatkan berbagai rasanya perasaan...

3 komentar:

  1. kenapa dendelion?
    dendelion akan hancur tertiup angin..
    apakah kau seperti itu?
    mdah sekali terurai?

    kenapa begitu?
    jangan mau hanya menjadi dendelion yang mudah runtuh
    jadilah dendelion yang sekuat jati
    sekeras batu intan

    jadilah seperti yang seharusnya kau dapatkan..

    BalasHapus
  2. karena jiwaku seperti layaknya dandelion...

    dandelion akan hancur tertiup angin,,
    begitu pula perasaanku...
    perasaanku akan mudah hancur ketika ada yang menyakiti...

    tetap saja aku seperti dandelion..
    akankah dandelion bisa sekuat jati dan sekeras intan..??
    sudah takdirnya,, dandelion akan hancur tertiup angin..
    dandelion pun tak bisa berbuat apa-apa...

    seandainya sebatang dandelion bisa mendapatkan apa yang ia ingin dapatkan,,, tetapi ia tak mempunyai nama... akankah dandelion itu bahagia..??

    BalasHapus